Kingsley Tate
Steven Lionel Tate
Raymond Chui
Ogi Sutrisno
Akhmad Bumi
Petrus Alexander Making
Karolus Koto

Office : Jl. Untung Surapati No.1C Kupang,Indonesia 85000
Telp/fax : 0380-829590
Email : tmrmining@gmail.com
http://timorminingcorporation.blogspot.com
website : www.servis-indo.co.id


Powered By Blogger

Lisensi By Certified Mining Services Pty Ltd (CMS)
Disign Lay Out : Akhmad Bumi & Ogi Sutrisno
Studio Geger Untungsurapati

Jumat, 26 Maret 2010

Kabupaten Kupang, Kaya Mineral


Oleh, Akhmad Bumi

Berdasarkan data dari beberapa penyelidikan terdahulu diantaranya PT. Persada Setiawan Corp tahun 1983 – yang melakukan penyelidikan pendahuluan KP Eksplorasi DU 131 s/d 134/ Nustim  daerah Niuh Baun – Tenun Kabupaten Kupang, laporan proyek Konservasi Mineral Kepulauan Nusa Tenggara dan Maluku - Direktorat Pertambangan Jakarta tahun 1974, Pemetaan Makro, Semi  Mikro dan Mikro Dinas Pertambangan Propinsi Nusa Tenggara Timur, diketahui adanya mineralisasi logam golongan strategis dan vital (A,B) di Kabupaten Kupang antara lain; emas, tembaga, marmer, nikel dan mangan.

Kadungan emas diperkirakan bersumber dari urat kuarsa yang nampak mengandung sulfida pada batuan sekis amfibolit. Cekungan yang terdapat pada gunung fatuleu, gunung timau di amfoang dan bukit setan di takari tersingkap kandungan mineral emas. Sungai keo uni di benu dan sungai oe noni di desa nun baun adalah muara dari pecahan batuan pegunungan.

Singkapan emas ini juga dinikmati oleh warga dengan mendulang emas setiap musim hujan. Catatan tim study yang melakukan perjalanan - penelusuran disekitar gunung fatuleu, gunung timau di anfoang selatan, bukit setan di takari dan sungai keo uni di benu oleh tim study dan menemui warga mengatakan ’kami setiap musim hujan mendulang emas 5-15 gram/orang/hari, tutur Estefanus Bait, warga desa Nun Saen – Fatuleu, sabtu 20/03/2010.

Tembaga terindikasi pada fragmen mineral limonit dan melakit yang tersebar dipermukaan pada batuan seperti chert dan batugamping, disamping pada urat kalkopirit dan pirit. Nikel dijumpai pada laterit yang mengandung kepingan halus dari mineral ”brucite” dari serpihan yang mengalami pelapukan, dan terbesar dipegunungan fatuleu dan anfoang selatan dan membutuhkan survey detail dan uji deposit - kandungan. Demikian juga mangan dari hasil analisa yang dilakukan oleh Verbeek (1908) terdapat boulder biji  mangan dengan kadar 02=85,15%, MN 02=77,83 dan Mn=51,85%, yang menyebar hampir merata dipulau Timor. Terdapat berbagai jenis mangan yang memiliki kualitas diatas rata-rata, batu mangan terdapat berbagai warna antara lain; merah, biru tua, hijau muda dan hitam (panca warna) terindikasi mineral ikutan lain yang cukup signifikan secara ekonomis.

Geologi dan Pertambangan

Kabupaten Kupang yang berada di pulau Timor merupakan bahagian dari pusat kegiatan tektonik dari busur magmatik Sunda, Banda bagian barat dan timur, yang menunjukan tempat bertemunya tiga lempeng tetonik besar (Hamilton, 1979). Pulau Timor  merupakan bagian dari sistem busur banda bagian dalam dan terbentuk di dalam rangkaian kepulauan - pegunungan.

Seperti halnya bagian barat, bagian timur wilayah busur ini dikenal mempunyai potensi bahan galian logam yang cukup berarti terutama emas, tembaga, nikel dan mangan. Beberapa temuan mineralisasi di wilayah busur kepulauan tersebut terdapat di Sumbawa Barat - PT. Newmont Nusa Tenggara dan di Wetar - PT. Prima Lirang.

Fisiografi Regional

Fisiografi Kabupaten Kupang berada dalam gugusan kepulauan Timor yang dikelilingi oleh beberapa pulau antara lain; pulau Flores, Sumba, Alor, Solor, Adonara, Lomblen,  Rusa, Kambing hingga sebagian pulau Komba di utara Lembar juga termasuk kedalam gugusan ini.

Kabupaten Kupang yang masuk dalam gugusan pulau Timor mempunyai beberapa teluk dengan dicirikan oleh ketidakteraturan garis pantainya, dimana pantai utara wilayah ini keadaannya cukup curam melebihi 40° dan ditempat tertentu bahkan melebihi 60°. Kondisi laut di utara pulau Timor cukup dalam dan bergelombang besar, sedangkan laut di selatan lebih tenang dan lebih dangkal, sehingga pertumbuhan terumbu koral dapat berkembang dengan baik.

Secara morfologi wilayah ini dapat dibagi menjadi dua satuan, yaitu daerah pegunungan dan daerah pedataran. Daerah pegunungan dicirikan oleh puncak gunung timau, gunung fatuleu dan berbagai bukit lain seperti bukit setan di takari. Hasil batuan gunung ini diperkirakan menyebar dan membentuk lapangan lahar. Daerah pedataran terdapat dibeberapa bagian wilayah, diantaranya di daerah Fatuleu –Amarasi – Anfoang yang ditutupi oleh batu marmer, gamping koral, secara umum dilandasi oleh batuan gunung tua. Pola aliran pada kerucut gunung berkembang berupa pola memancar dan di tempat lain terdapat pola sejajar dan diberbagai tempat berkembang lembah bentuk V.

Stratigrafi dan Struktur
Stratigrafi umum di wilayah ini secara berurutan dari umur tua ke muda, terdiri dari Formasi Kiro (Tmk) yaitu lava, aglomerat, breksi dan tufa pasiran - gampingan.
Lava bersusunan andesit, dasit dan basal, berwarna kelabu terang hingga kelabu kehijauan dan kehitaman, sebagian terkersikkan. Lava dasit berwarna kelabu, mineral utama plagioklas, kuarsa dan piroksen (dasit piroksen). Telah mengalami pelapukan kuat, sehingga terlihat memutih, di beberapa tempat terkersikkan, juga dengan sisipan tufa berwarna merah daging, memperlihatkan struktur perarian, jenis tufa ini mengandung komponen batu apung dan kaca berukuran 2-5 cm.

Aglomerat, breksi berwarna kelabu kehitaman, komponennya bersusunan andesit-basal, bersudut tajam hingga tanggung, berukuran 3-10 cm dengan masa dasar tufa pasiran. Formasi Kiro ketebalannya diperkirakan ± 750 m (Suwarna, 1983). Formasi ini berumur antara Miosen Bawah hingga Awal Miosen Atas, kedudukannya saling menjemari dengan Formasi V.

Formasi V disusun oleh tufa pasiran, breksi tufaan, setempat bersisipan batu gamping pasiran dan batu pasir tufaan. Tufa pasiran berwarna putih-merah bata, agak kimpal, berbutir halus hingga sedang, membundar sampai membundar tanggung. Breksi tufaan berwarna kelabu kehitaman, kimpal dengan komponen bersusunan andesit sampai basal, bersudut tajam sampai tanggung, berukuran antara 1-10 cm, masa dasar pasir tufaan. Batu pasir tufaan berwarna kelabu terang, padat, berbutir sedang hingga halus, berlapis, tebal lapisan antara 10-25 cm dengan arah jurus timur-barat. Batu gamping pasiran berwarna putih kekuningan, agak kimpal, berbutir sedang hingga halus, berlapis, tebal lapisan antara 5-10 cm, kemiringan 10°-25°, dengan arah jurus timur-barat, tebal sisipan 0,5-2 m. Formasi ini ketebalannya diperkirakan sekitar 800m (Suwarna, 1983). Catatan ini dapat dibaca lengkap pada laporan hasil study bersama tim ahli geologi dari certified mining services Pty Ltd australia lengkap dengan peta geologi.

Kupang, 24 Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar